Harlah, Natal, dan Maulid
Penggunaan ketiga kata di atas dalam satu nafas, tentu banyak membuat orang marah. Seolah-olah penulis menyamakan ketiga peristiwa itu, karena bagi kebanyakan kaum Muslimin, satu dari yang lain sangat berbeda artinya. Harlah (hari lahir) digunakan untuk menunjuk kepada saat kelahiran seseorang atau sebuah institusi. Dengan demikian, ia memiliki “arti biasa” yang tidak ada kaitannya dengan agama. Sementara bagi kaum Muslimin, kata Maulid selalu diartikan saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dan kata Natal bagi kebanyakan orang, termasuk kaum Muslimin dan terlebih-lebih kaum Nasrani, memiliki arti khusus yaitu hari kelahiran Isa Al-Masih. Karena itulah, penyamaannya dalam satu nafas yang ditimbulkan oleh judul di atas, dianggap “bertentangan” dengan ajaran agama. Karena dalam pandangan mereka, istilah itu memang harus dibedakan satu dari yang lain. Penyampaiannya pun dapat memberikan kesan lain, dari yang dimaksudkan oleh orang yang mengucapkannya. Baca selengkapnya…
Tobatnya Para “Golput”
GAGAL GOLPUT | #AkhirnyaMilihJokowi | Sebelumnya aku bersitahan untuk tak memilih, tetap golput, meski kawan-kawanku kelompok golput satu per satu memutuskan untuk memilih no 2. Aku masih belum yakin dengan argumen mereka. Apalagi guru-guru ruhani yang kuhormati terbelah menjadi dua kubu yang berbeda. Tetapi 3 hari terakhir perkembangan begitu mengejutkan: situasi, debat, gerakan rakyat, voluntarisme, dan terutama fitnah dan adu-domba menjadi semakin keras dan keji justru di bulan puasa. Aku jadi sadar mengapa kawan-kawanku mendadak berubah untuk memutuskan memilih.