Lanjut ke konten

Melihat Sentra Lele di Dusun Banyulegi Kec. Beji Kab. Pasuruan

Januari 30, 2012

Buat Pakan Alternatif untuk Jaga Kualitas

Tingginya persaingan usaha ternak lele tidak membuat warga kampung sentran lele di Dusun Banyulegi Desa Gunungsari, Beji surut langkah. Mereka justru makin kreatif menciptakan cara agar kualitas lele ternak mereka melebihi daerah lain. Bagaimana?

***

Dusun Banyulegi Desa Gunungsari Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan secara fisik dan geografis tidak jauh beda dengan desa-desa lainnya. Untuk masuk, butuh perjalanan yang cukup jauh dari jalan raya :). Jarak antar rumah juga tidak begitu dekat. Sebagian besar wilayahnya masih dipenuhi sawah.

Yang sedikit berbeda, mayoritas rumah di dusun itu memiliki kolam lele. Jumlahnya bahkan tidak hanya satu. Ada satu rumah yang sampai memiliki 5-8 kolam lele sekaligus. Tidak hanya lahan kososng di samping rumah warga. Lahan-lahan kosong miling warga juga dipenuhi dengan banyak kolam lele.

H. Abdul Hamid, kepala Desa Gunungsari mengaku, dari 150 KK yang berada di Dusun Banyulegi, lebih dari separuh yang menekuni usaha ternak lele. “Jumlahnya mencapai 84 KK, termasuk saya”, akunya. Rintisan usaha lele itu sudah dilakukan sejak tahan 1990. kal itu ada 10 orang yang berminat dengan luas area hanya sekitar 6 ribu meter persegi.

“Dulu, waktu mengawali ternak lele, banyak yang memandang sebelah mata. Sampai ada yang bilang sambil menyindir, oalah le le, nyambut gawe kok ternak lele, yo ora bakal mulih-mulih (oala, kerja kok beternak lele, ya bakal tidak pulang-pulang),” ungkap Kosim, salah satu perintis ternak lele di Banyulegi Desa Gunungsari. Maksud tidak pulang-pulang menurut Kosim adalah tidak bisa bawa hasil cukup untuk keluarga dari hasil ternak lele.

Meski diserang dengan banyak sindiran, para perintis ternak lele itu tidak bergeming. Mereka tidak goyah sedikitpun, karena ingin menunjukkan bisa berhasil meski dengan ternak lele. Dalam pikiran mereka, sumber daya air yang berlimpah di kampung mereka harus dimanfaatkan semaksimal mungkin. Baik dari irigasi pengairan sawah, sungai maupun sumber atau mata air.

Kini, keyakinan mereka membuahkan hasil. Produksi lele dari peternakan mereka banyak dicari konsumen. Baik lokal maupun pabrikan. Melihat kondisi itu, lambat laun warga lain mulai cemburu. Warga yang lain akhirnya ikut-ikutan meningkatkan pendapatan keluarga mereka melalui ternak lele.

Sebelum lima tahun terakhir, produksi kolam lele di Dusun Banyulegi Desa Gunungsari masih cukup dominan sebagai pemasok kebutuhan lele di berbagai daerah. Namun, belakangan ini mereka mulai dibayang-bayangi  kompetitor. Desa-desa di sekitar daerah mereka juga mulai mencoba usaha ternak tersebut. Akibatnya, produksi sebesar 653 ton tiap kali panen dari kolam seluas 24 ribu meter persegi tidak lagi mampu mendominasi pasar.

Namun, para peternak lele Dusun Banyulegi tidak patah semangat. Mereka tidak serta merta memilih gulung tikar, mengganti usaha mereka dengan bisnis lain yang dianggap lepih prospektif. M. Iksan, ketua kelompok pembudidayaan ikan air tawar “Mina Mandiri” di Dusun Banyulegi mengaku, para peternak harus berusaha meningkatkan kualitas ikan lele produksi mereka. “Salah satunya dengan membuat pakan ternak alternatif sendiri. Selain menggunakan pakan pelet yang diproduksi pabrik,” tuturnya.

Salah satunya yang dipilih adalah dari olahan telur ayam. Caranya, telur ayam dicampur dengan bebebrapa bahan khusus. Bahan ini digunakan sebagai vitamin untuk ikan lele mereka. Kegigihan itu membuahkan hasil. Produksi lele Dusun Banyulegi Desa Gunungsari lebih dikenal dibanding daerah sentra ternak lainnya. Banyak yang menilai lele Desa Gunungsari lebih besar, lemaknya lebih banyak dan lebih gurih.

Tidak heran, angka permintaan dari pasar lokal, maupun pabrikan datang secara rutin. Meski beberapa bulan terakhir menurun, tapi para peternak tidak sampai kehilangan psar potensial mereka.

“Agar tidak mendekati bangkrut, kami pro aktif secara doo to door mencari pangsa pasar baru. Dengan begitu, jika sewaktu-waktu permintaan pasar yang ada menurun, kami masih memiliki pasar alternatif yang mau disuplai lele produksi kami,” ungkap Iksan lagi.

Tentang keunggulan kampung sentra lele di Dusun Banyulegi Gunungsari ini, tidak hanya mendapat pengakuan konsumen mereka. Tahun 2002 lalu, mereka berhasil menjadi pemenang pertama lomba pembudidayaan ikan se-Kabupaten Pasuruan. Setahun yang lalu, tepatnya tahun 2010, kembali mereka meraih juara pertama untuk perlombaan tingkat Jawa Timur :-D. (Jawa Pos/Radar Bromo).

***

Jika Anda berminat untuk membeli ikan Lele dalam jumlah besar/banyak, atau ingin mengadakan Pelatihan Budidaya Ikan Lele silahkan hubungi kami di:

Sekretariat Budidaya Ikan Lele “MINA MANDIRI” Dusun Banyulegi Desa Gunungsari Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan 67154

Telp./HP: 085 855 335 007 (Iksan); 081 336 647 933 (Ayik)

10 Komentar leave one →
  1. Januari 30, 2012 11:51 am

    kapan2 dolan rono rek tek rempahe kabeh tambak’e 😀

  2. hartono permalink
    Oktober 24, 2012 6:35 am

    Untuk jenis lelenya,apa ya? ukuran konsumsi atau untuk pemancingan,

  3. nunu permalink
    November 14, 2013 6:46 am

    boleh minta alamat emailnya tah pak ????

  4. Desember 28, 2013 6:59 am

    Articlenya bagus sekali, semoga dengan ini bisa bermanfaat buat peternak peternak lainnya. Kami menyediakan probiotik yang dapat membantu penyerapan nutrisi sekaligus menghidupkan plankton dan zooplankton di kolam, 081 226 339 79

    Product

    Product

  5. antok permalink
    November 25, 2016 3:47 am

    Pak Arif saya punya produk tetelan kulit dan daging cumi dan bekutak. barang kali bisa dipakai untuk pakan lele….

    Dari antok. HP.085230257350

Trackbacks

  1. Desa Gunungsari; Sentra Buah Siwalan dan Penghasil Legen di Kabupaten Pasuruan | Arif H. Ayik

Tinggalkan komentar